Hampir setiap orang pernah mengalami stres. Terlebih di zaman edan seperti sekarang, stres menjadi penyakit yang lazim. Mungkin justru mustahil jika kita tak pernah stres.
Stres yang tidak diimbangi dengan gaya hidup dan pola makan yang sehat, maka strespun dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh. Sebenarnya, stres tidaklah selalu buruk. Terkadang, stres jug abisa digunakan sebagai motivasi selama masih dalam keadaan wajar. Misalnya saja, sebagai pendorong Anda untuk selalu bangun di pagi hari dan memulai aktivitas di kantor. Di sisi lain, stres yang berkepanjangan juga bisa menyebabkan chronic/toxic stres. Dimana daya tahan alami tubuh menurun yang pada akhrnya akan mempengaruhi kesehatan tubuh.Mulai dari depresi, kegelisahan tiada henti, sampai kondisi fisik seperti hipertensi, migrain, kenaikan berat badan, nyeri punggung, dan diabetes. Tubuhpun rentan terhadap penyakit flu bahkan kanker. Diperkirakan, sedikitnya 75% pasien berobat pada dokter dikarenakan penyakit akibat stres.Indikasi stres dapat terlihat dari kadar hormon kortisol dan hormon adrenalin lainnya. Kortisol disebut sebagai hormon stres. Dalam keadaan stres, kadarnya akan meningkat. Kadar tertinggi terjadi di antara tengah malam sampai pagi. Dengan kadar normal pagi hari 38-690nmol/liter dan 69-345 nmol/liter di malam hari. Saat kadarnya meningkat, maka kita akan sulit berkonsentrasi dan daya ingat menurun.Berdamai dengan stres?Bisa dimulai dari sekarang. Jangan menunggu sampai stres menggerogoti daya tahan tubuh. Hal pertama yang harus dilakukan adalah kenali keadaan Anda di kala stres dan berusaha untuk melepaskan stres. Anda bisa memulai dengan tidur yang cukup. Kurangnya tidur yang berkualitas akan membuat seseorang lekas marah dan rentan terhadap penyakit akibat stres, termasuk penurunan kekebalan tubuh.Tidur yang cukup harus dibarengi dengan pola makan sehat. Makanan berprotein tinggi, seperti seafood, daging, kacang-kacangan dapat menjagakestabilan gula darah sihingga produksi hormon stres bisa dikendalikan. Perbanyaklah minum air putih agar tidak terjadi dehidrasi, minimal 8 gelas sehari. Lalu, mulailah mengurangi minuman berkafein karena zat tersebutr merupakan salah satu pemcau stres yang utama.Melakukan yoga, meditasi, maupun olahraga lainnya secara teratur dapat membantu Anda mengatasi stres. Mungkin di tengah kesibukan, agak sulit mencuri-curi waktu untuk melakukan itu semua. Satu cara yang dianggap ampus mengatasi stres hanya dalam 30 detik adalah bernafas yang dalam. Jika anda merasakan gejala-gejala stres, hentikanlah sejenak aktivitas Anda. Tarik nafas dalam dan perlahan. Maka, keseimbangan tubuh Anda dapat kembali normal. Di samping itu, konsumsi suplemen atau vitamin juga dapat mengurangi stres. Sekaligus mempertahankan kesehatan tubuh. Berikut, beberapa suplemen yang bisa mengurangi risiko stres. Vitamin C. Merupakan anti oksidan dan penting bagi kekebalan tubuh. Kadar vitamin C tinggi secara alami pada kelenjar adrenal. Jika stres menyerang, kadarnya akan menurun. Vitamin B. Jenis vitamin yang mudah larut dalam air. Hingga mudah pula hilang dari tubuh karena stres atau penguapan. Untuk itu, konsumsilah ekstra vitamin B. Terutama vitamin B5 yang membantu tubuh beradaptasi dengan stres dan menunjang fungsi kelenjar sdrenal. Kalsium. Selain baik untuk kesehatan tulang, kalsium juga penting dalam kontraksi otot dan relaksasi. Magnesium. Mineral ini dipakai lebih dari 300 reaksi kimia dalam tubuh. Saat stres pun, magnesium banyak dipakai. Hingga defisiensi meniral ini sering dihubungkan dengan sindrom kelelahan. Asam Lemak Omega 3. Disebut juga asam deoksibiribonukleat (DHA). Asam lemak ini diperlukan untuk kesehatan sel otak. Komponen asam lemak omega 3 membentuk sel-sel lemak secara optimal yang dipakai pada struktur dan fungsi otak. Karena, 60% jaringan otak tersusun atas sel-sel lemak. Rhodiola. Rhodiola dapat melawan depresi sekaligus memperbaiki mood dengan rangsangan terhadap aktivitas neurotransmiter. Rhodiola berguna bagi penderita gangguan tidur. Melatonin. Merupakan hormon antioksidan yang diproduksi alami oleh tubuh. Melatonin dapat menormalkan kadar kortisol, mencegah pengaruh buruk kortisol, pada sistem kekebalan tubuh, dan mencegah peningkatan gula darah sat stres. by Irfan Arief
No comments:
Post a Comment