Google
 

Thursday, February 28, 2008

Hal yang perlu diketahui tentang Disfungsi Seksual

>

Gangguan fungsi seksual adalah gangguan pada salah satu atau lebih aspek fungsi seksual. Gangguan fungsi seksual dapat terjadi pada dorongan seksual, reaksi organ kelamin terhadap rangsangan sampai pada orgasme sebagai puncak reaksi seksual.

Pada dasarnya gangguan fungsi seksual disebabkan oleh faktor fisik dan psikis. Penyebab fisik dapat berupa kelainan lokal pada organ kelamin maupun karena suatu penyakit sistemik. Sedangkan penyebab psikis adalah hal-hal kejiwaan yang mengurangi atau menghilangkan reaksi seksual pada seseorang.
Gangguan fungsi seksual dapat diatasi sesuai dengan penyebabnya, apakah fisik atau psikis. Bila penyebabnya psikis maka diatasi dengan konseling seksual, dan bila penyebabnya fisik diobati dengan obat-obatan, terapi nutrisi dan penggunaan alat Bantu.
Ada penderita yang dapat sembuh dengan satu jenis terapi namun ada pula yang memerlukan kombinasi beberapa terapi untuk mendapatkan kesembuhan yang optimal. Keberhasilan terapi sangat bergantung dari jenis disfungsi seksual, penyebabnya, lama terjadinya dan faktor penyulit lain.
Baik wanita maupun pria dapat mengalami penurunan atau kehilangan dorongan seksual/gairah seksual. Sering terkesan gangguan seksual lebih umum dialami oleh wanita padahal banyak pula pria yang mengalami masalah tersebut.
Ada dua jenis hilangnya dorongan seksual, yaitu primer dan sekunder. Yang dimaksud hilangnya dorongan seksual primer adalah bila tidak ada dorongan seksual sejak semula. Sedangkan sekunder bila pria mengalami kehilangan dorongan seksual, padahal sebelumnya normal.
Hilangnya dorongan seksual ini dapat disebabkan oleh faktor fisik maupun psikis. Penyebab psikis antara lain perasaan bersalah karena telah berselingkuh, stres berkepanjangan, dan pengalaman seksual yang tidak menyenangkan seperti pernah diperkosa pada waktu kecil. Sedangkan penyebab fisik yang dapat menyebabkan hilangnya dorongan seksual antara lain gangguan hormon atau menurunnya kadar hormon testosteron dan hormon tiroid, kepayahan yang berlebihan seperti pada penyakit hati, penyakit jantung, penyakit ginjal dan penyakit paru, konsumsi obat penenang dan narkotik.
Sebagian orang menghabiskan sangat banyak waktu untuk bekerja. Bagi mereka seolah-olah hidup hanya untuk bekerja, sehingga bekerja bukan hanya sebagai kebutuhan untuk menunjang hidup. Bagi kelompok ini, gila kerja atau workaholic telah menjadi suatu gaya hidup sehingga merasa sangat terganggu bila tidak sibuk bekerja. Gaya hidup gila kerja mendatangkan lebih banyak stres daripada gaya hidup yang menyeimbangkan antara kesibukan kerja dengan kesantaian istirahat.
Dengan tenggelam dalam kesibukan kerja yang terus-menerus tanpa relaksasi, berbagai bentuk stres akan dialami, baik stres fisik maupun stres psikis. Berbagai macam masalah akan menjadi stressor bagi mereka yang workaholic. Gangguan fungsi seksual ini diperberat oleh tertekannya dorongan seksual yang terjadi karena kelelahan fisik dan psikis. Di pihak lain, sebagian wanita juga terperangkap dalam workaholic. Sama dengan pria, wanita yang gila kerja juga mengalami stres fisik dan psikis. Gangguan seksual juga dialami oleh wanita yang gila kerja, yaitu berupa hilangnya dorongan seksual dan hambatan orgasme.
Seringkali gila kerja juga sampai mengganggu irama hidup sehingga menjadi tidak teratur. Waktu tidur dan makan menjadi terganggu sehingga mengakibatkan fungsi berbagai organ tubuh terganggu. Pada akhirnya fungsi seksual menjadi semakin terganggu.
Untuk menghindari gangguan fungsi seksual, maka gaya hidup haruslah suatu gaya hidup yang sehat. Menjauhkan diri dari gaya hidup tidak sehat dan sia-sia merupakan suatu cara untuk menghindarkan diri dari berbagai macam gangguan fisik dan psikis yang dapat mengakibatkan gangguan fungsi seksual.

No comments: